Bahaya Kegemukan (Obesitas)

Orang yang terlalu gemuk dibanding dengan orang yang lebih kurus akan lebih mudah terserang beberapa penyakit tertentu. Perawatan penyakit-penyakit ini di antara penderita obesitas seringkali kurang berhasil. Penyakit-penyakit tertentu diantaranya apendisitis, sirosis, diabetes, dan penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner. Pasien penderita salah satu penyakit tersebut, yang juga menderita kegemukan akan lebih mudah diobati jika mereka sambil menurunkan berat badan.
Orang yang sangat gemuk akan mudah jatuh dan mudah mengalami kecelakaan lainnya dibanding orang yang lebih kurus, karena mereka lebih lambat dan canggung. Seringkali lebih susah menyembuhkan mereka dari luka-luka karena melakukan operasi pada mereka sangat komplikasi. Obesitas telah memangkas kebebasan mereka untuk bergerak, terutama pada usia lanjut, yang dapat mengakibatkan penurunan kesehatan secara menyeluruh karena tidak adanya latihan. Penurunan kebebasan bergerak pada penderita obesitas dengan radang sendi, mengakibatkan kesulitan dalam penyembuhan.
Hampir di seluruh dunia, penderita obesitas dapat ditolak dalam banyak hal. Orang gemuk sering kali diperlakukan tidak baik oleh orang lain termasuk teman sekelas di sekolah. Secara umum mereka kurang berhasil dalam pergaulan dibanding orang yang tidak gemuk dan mereka lebih susah mendapatkan pekerjaan.


Memiliki berat badan berlebih atau obesitas tidak baik untuk kesehatan. Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung, dan gagal jantung.
Makanan memang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi kecukupan gizi. Namun, perlu kontrol agar tak memicu obesitas. Tanpa kontrol menu dan porsi, makanan justru berpotensi menjadi biang timbulnya penyakit.
“Status gizi yang baik adalah tidak kelebihan berat badan. Tidak kelebihan berat badan juga bisa mencegah hipertensi,” kata Triyani Kresnawan, DCN, Mkes, dari Instalasi Gizi RSCM, dalam seminar mengenai hipertensi beberapa waktu lalu.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, prevalensi obesitas umum pada penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak 19,1 persen. Ada 14 propinsi memiliki obesitas umum di atas prevalensi nasional. Sedangkan lima provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah Kalimantan Timur, Maluku Utara, Gorontalo, DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.
Secara nasional prevalensi obesitas umum terjadi pada pria sebesar 13,9 persen, lebih rendah dibanding dengan wanita sebesar 23,8 persen. Prevalensi obesitas umum lebih tinggi terjadi di daerah perkotaan dibanding pedesaan.
“Mulailah makan makanan sehat seimbang karena dapat mencegah berbagai penyakit degeneratif di antaranya hipertensi dan obesitas,” Triyani menambahkan.
Agar bisa mengendalikan penambahan berat badan dan mencegah hipertensi, ia menganjurkan konsumsi makanan dengan gizi seimbang yakni.
  1. Mengonsumsi makanan sehat sesuai kebutuhan tubuh, baik kualitas maupun kuantitasnya. Usahakan makanan yang dikonsumsi setiap hari bervariasi
  2. Perhatikan proporsi setiap kelompok makanan. Usahakan jangan ada yang kurang dan jangan ada yang lebih. Disarankan, 50-60 persen kalori berasal dari karbohidrat, 25 persen dari lemak, dan 15 persen dari protein)
  3. Pembatasan penggunaan lemak jenuh, gula kolesterol, garam dan alkohol. Anjuran asupan garam kurang lebih enam gram perhari.
  4. Perhatikan kebutuhan energi berdasar aktivitas fisik
  5. Perhatikan budaya makan. Lepaskan diri dari pola hidup modern yang lebih banyak mengonsumsi junk food, makanan kemasan, atau yang diawetkan.